Aksi Para Penggiat Lingkungan, Menyelamatkan Tuntong Laut dari Ancaman Kepunahan

By Admin

nusakini.com-- Seekor Tuntong betina perlahan berjalan menuju air laut. Jalannya lamban, hingga akhirnya dia berenang dan pergi menjauh ke tengah laut. 

Tuntong laut satwa sejenis kura-kura dengan nama latin Batagur Borneoensis merupakan salah satu spesies yang nyaris punah dan tidak ditemukan lagi selama 10 tahun terakhir di daerah sebarannya seperti di Sumatera Utara, Riau dan Jambi. Hanya di beberapa daerah satwa ini masih ditemukan dalam jumlah kecil. Salah satunya di perairan hutan bakau Aceh Tamiang. 

Di pesisir pantai Ujung Tamiang sekelompok penggiat lingkungan beranggotakan 7 orang, melakukan patroli menyelamatkan telur-telur tuntong dari serangan binatang liar seperti babi hutan atau perburuan manusia. Mereka juga mendata dan mengembalikan tuntong betina ke perairan setelah bertelur di pesisir. Para penggiat tersebut merupakan warga setempat, salah satunya Abu Bakar, yang dahulu merupakan pemburu telur Tuntong. 

Dua hari sebelumnya, penggiat lingkungan yang tergabung dalam Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia itu menemukan Tuntong betina yang terdampar di pesisir pantai ujung Tamiang. Kondisinya agak lemah. Sehingga untuk sementara dipulihkan, dan selanjutnya dilepaskan kembali ke habitatnya. 

Sebelum dilepas Tuntong betina dengan ciri batok kelapa berwarna hitam polos itu didata. Dengan panjang badan 53 cm dan berat 18.10 kg, Tuntong betina tersebut diperkirakan sebagai Tuntong indukan dewasa. Menurut Abu Bakar, indukan dewasa sekali bertelur bisa mencapai 25 butir. "Telurnya sebesar telur bebek. Biasanya disimpan dalam lubang pasir sedalam 10 -18 cm," jelasnya. 

Usai didata, microchip dengan kode 07071309 dipasang, dengan cara disuntikkan di kaki belakang sebelah kiri, sebagai penanda dan bisa dipantau kemana saja mobilitasnya.

Sejak tahun 2013 sampai saat ini, sudah ada. Sebanyak 73 Tuntong betina dewasa telah dikembalikan ke habitatnya dan 1204 tutong dilepasliarkan setelah ditetaskan. Kegiatan pelestarian Tutong laut oleh Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia itu didukung oleh BKSDA setempat dan PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field dalam program konservasi keanekaragaman hayati. Sejak saat itu, kegiatan mereka tak terbatas pada patroli pengamanan dan penetasan telur, namun juga pembesaran dan pelepasan tukik, sosialisasi pelestarian satwa liar, pemantauan populasi dan penelitian genetika. (p/ab)